Rabu, 13 Februari 2019

Hinamu semangatku

Usah kau tanya berapa lama aku melangkah.
Cukup lihatlah, aku mampu sendiri.
Sudah cukup hinaan dan cemoohan kudapatkan.
Jangan kau renggut semangatku .
Jangan kau putus langkahku juga.
Hinamu membuatku jatuh.
Ludahmu membuatku hancur.
Tapi itu dulu sebelum aku kenal arti berjuang.
Keringat bercucur bercampur air mata.
Tak terasa darahpun ikut mengalir.

Tubuhku  bergetar tatkala kau mendekat.
Tatapanmu membuatku membeku.
Nafasmu mengiris jiwaku.
Suaramu jelas menghancurkan semua harapan.

Biarkan aku pergi.
Sendiri aku bisa hidup.
Pikirmu aku tak mampu?
Salah.
Aku bisa melewati jalan berduri.
Yang menusuk belulang kakiku.
Menembus badai angin.
Yang menggoyahkan tubuhku.

Tapi,
Jasamu akan kubalas suatu saat.
Akan kubayar tuntas.
Hingga mulutmu tersumpal
Dan diam menelan kembali cacianmu.

Dari aku yang kau didik hingga seperti ini.
Aku tau kemana harus melangkah.
Aku tau resiko yang akan kudapat.
Aku ingin berlari menurut keyakinanku.
Kuusahakan terbang, agar lebih cepat sampai ke ufuk.

Hati-hati disana.
Sehebat apapun cacianmu.
Aku mencintai dia yang disisimu.
Jaga dia saat aku pergi.
Jangan kau biarkan dia menitikan air mata.
Jangan kau buat tubuhnya membiru.
Cukup aku.

Dia belahan jiwaku.
Yang salah mendaratkan hati dipelukanmu.

1 komentar: