Selasa, 23 April 2019

Malaikatku

Dulu ketika umurku masih sekitar 5 tahun, aku merasa hidupku sangat bahagia. Walau hanya eyang seorang yang merawatku. Rasanya tak sedikitpun luka yang pernah kudapatkan. Terkecuali rengekan tangis karna ingin sesuatu.

Eyang yang aku anggap lebih dari siapapun. Eyang yang selalu tersenyum dan selalu membuatku merasa nyaman dipelukannya. Walaupun seluruh tubuhnya sudah berkeriput, tapi tenaganya sangat kuat. Bayangkan saja, perjalanan dari atas gunung hingga ke perbatasan bisa kita lalui berdua hanya dengan sekali beristirahat. Dan kita berdua sangat menikmati perjalanan itu.

Eyang, orang yang selalu melilit tembakau dengan kertas, membakarnya dan menghisapnya hingga pipinya membentuk lekukan seperti mangkuk. Orang yang selalu menjadi benteng ketika aku di cemooh tetangga sebelah. Orang yang selalu memberikan apapun yang terbaik untukku di masa itu.

Eyang, maafkan aku.

Andaikan aku bisa bertemu terakhir kalinya di waktu itu, aku tak akan semenyesal ini.

Eyang, aku rindu.

Bisakah kamu datang dimimpiku malam ini?
Aku butuh senyummu...

1 komentar:

  1. Eyang bukanya selalu dihatimu,lebih dari sekedar mimpi yang hanya datang saat tidur saja. Sekarang aku tau,siapa yg ajari km,sampai sekuat itu

    BalasHapus